Sabtu, 05 Februari 2011

Prosedur Pemunahan (Extinction)

PENERAPAN PEMUNAHAN (EXTINCTION)


KASUS WILLY
Willy adalah laki-laki berusia 54 tahun yang menderita retardasi mental ringan, baru-baru ini dipindahkan ke rumah sakit jiwa karena orangtuanya tidak lagi mampu untuk mengurusnya. Dia menghabiskan hampir seluruh hidupnya bersama dengan Bapak dan Ibunya sebelum dia dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Dalam rumah sakit jiwa tersebut, Willy memperlihatkan perilaku bermasalah. Dia selalu membantah ketika dia diminta oleh pegawai untuk beraktivitas seperti memasak, bersih-bersih, mencuci, atau keterampilan hidup sehari-hari lainnya.
Wawancara untuk assessmen fungsional dan observasi ABC menghasilkan informasi mengenai masalah perilaku, anteseden, dan konsikuen sebagai berikut.
Situasi anteseden dari masalah perilaku adalah ketika seorang pegawai wanita meminta Willy untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Willy tidak menunjukkan perilaku bermasalah ketika yang memintanya untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari tersebut adalah pegawai laki-laki.
Perilaku bermasalahnya adalah Willy menolak secara verbal untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari tersebut, dan mengucapkan kalimat seperti “Ini adalah pekerjaan perempuan”, “Perempuan yang harus melakukan hal-hal seperti ini”, “Laki-laki tidak penting mengerjakan hal-hal semacam ini”. Perilaku ini berlanjut kurang lebih selama 15 menit, namun biasanya Willy tetap mengerjakan tugas-tugasnya dengan cepat.
Konsikuen dari perilaku Willy adalah ketika seorang pegawai wanita mendesak Willy, mengatakan bahwa Willy hanya membuat alasan sehubungan dengan gendernya, dan berusaha untuk meyakinkan Willy bahwa laki-lakipun seharusnya juga bisa melakukan kegiatan seperti ini.
Assessmen fungsional membawa kita ke suatu hipotesa bahwa yang dimaksud dengan anteseden di sini adalah ketika seorang pegawai wanita meminta Willy untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Perhatian dari pegawai, baik itu desakan, penjelasan, maupun reaksi emosional setelah terjadinya masalah perilaku merupakan konsikuen yang memperkuat perilaku. Reinforcement negatif tidak terlihat dalam memainkan perannya karena Willy sebenarnya mau menyelesaikan tugas-tugas yang diperintahkan padanya.
Kasus Willy merupakan salah satu perilaku bermasalah yang bisa dihilangkan menggunakan strategi pemunahan. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan sesuai dengan contoh di atas adalah sebagai berikut.
• Temukan assessmen fungsional dari kasus Willy, yaitu : Ketika pegawai wanita menunjukkan perhatiannya, hal itu akan memperkuat perilaku yang dimunculkan oleh Willy.
• Kurangi reinforcement yang bisa digunakan untuk memperkuat perilaku, sehingga perilaku bisa berkurang.
• Cara menguranginya, bisa dilakukan dengan : Ketika Willy menolak untuk melakukan perintah pegawai wanita, maka jangan memberikan respons untuk Willy, jangan berdebat dengannya, jangan mencoba bicara dengannya sampai dia mau melakukan tugas-tugasnya, jangan mencoba memberikan penjelasan pada Willy bahwa alasannya tidak bisa diterima, jangan menunjukkan respons emosional pada Willy dan jangan menunjukkan raut kecewa padanya. Yang perlu dilakukan hanyalah berjalan meninggalkannya dan melakukan kegiatan yang lain ketika Willy menolak untuk melakukan tugas-tugasnya.
• Perlu adanya simulasi atau permainan peran sebelum melaksanakan strategi pemunahan seperti ini pada orang-orang seperti Willy.
• Pengurangan reinforcement harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan.
• Kemungkinan Willy untuk melakukan extinction burst (ledakan pemunahan) sangat besar, sehingga pegawai harus siap dengan hal ini dan tidak perlu mengindahkan perilaku Willy.

LANGKAH-LANGKAH PERLAKUAN PEMUNAHAN
• Pengumpulan data untuk menaksir pengaruh dari treatment
• Identifikasi reinforcer untuk perilaku bermasalah melalui assessmen fungsional
• Kurangi reinforcer dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1. Apakah reinforcer sudah diidentifikasi?
2. Dapatkah reinforcer dikurangi?
3. Apakah pemunahan aman untuk digunakan?
4. Dapatkah ledakan pemunahan (extinction burst) ditolerir?
5. Dapatkah melakukan pemeliharaan perilaku secara konsisten?
• Perhatikan jadwal pemberian reinforcement untuk perilaku yang bermasalah
• Berikan reinforcement untuk perilaku alternatif
• Pertimbangkan generalisasi dan pemeliharaan
PENGUMPULAN DATA UNTUK MENAKSIR PENGARUH DARI TREATMENT
Observasi dan perekaman perilaku target merupakan komponen yang sangat penting dalam program modifikasi perilaku. Yang harus direkam adalah perilaku bermasalah sebelum dan sesudah penerapan prosedur pemunahan untuk menentukan apakah perilaku yang bermasalah itu bisa berkurang ketika strategi pemunahan diimplementasikan.
Yang diperlukan adalah definisi perilaku yang ingin dikurangi dari perilaku bermasalah, data yang reliabel untuk pengumpulan metode, assessmen dasar untuk menentukan tingkatan perilaku bermasalah sebelum menggunakan prosedur pemunahan, pengumpulan data pada semua setting setelah treatment untuk menentukan apakah perilaku bermasalah bisa dikurangi dan apakah generalisasi bisa terjadi.
IDENTIFIKASI REINFORCER UNTUK PERILAKU BERMASALAH MELALUI ASSESSMEN FUNGSIONAL
Dalam assessmen fungsional yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi anteseden dan konsikuen untuk perilaku bermasalah. Mengidentifikasikan reinforcer spesifik untuk perilaku bermasalah juga penting untuk dilakukan sehingga pada akhirnya reinforcer tersebut dapat dikurangi dalam penerapan prosedur pemunahan.
MENGURANGI REINFORCER
Dalam pengertiannya, pemunahan mengandung makna untuk mengurangi reinforcer sesuai dengan perilaku bermasalah. Meskipun hal ini terlihat tidak ditutup-tutupi, namun tetap harus dilaksanakan untuk menentukan keberhasilan suatu prosedur pemunahan.
Kita tidak dapat mengurangi atau menghilangkan reinforcer untuk perilaku bermasalah sebelum kita dapat mengidentifikasi reinforcer itu sendiri melalui assessmen fungsional. Kegagalan untuk mengidentifikasikan reinforcer dari suatu perilaku bermasalah sama dengan kegagalan untuk mengimplementasikan keseluruhan prosedur pemunahan itu sendiri. Prosedur pemunahan bisa saja berbeda-beda sesuai dengan reinforcer yang mendukung terjadinya perilaku bermasalah.
• Dapatkah reinforcer dikurangi?
Setelah identifikasi reinforcer selesai dilaksanakan, maka tindakan yang selanjutnya bisa dilakukan adalah mengkondisikan apakah agen-agen perubahan (orangtua, guru, klien, perawat, dan sebagainya) bisa mengontrol reinforcer. Jika agen-agen perubahan tidak bisa mengontrol reinforcer, maka tentu saja prosedur pemunahan tidak bisa dijalankan.
• Apakah strategi pemunahan aman untuk digunakan?
Sebelum memutuskan untuk menggunakan prosedur pemunahan, perlu ditentukan, apakah pemunahan yang akan dilakukan tersebut akan menimbulkan kerugian bagi orang-orang yang memperlihatkan perilaku bermasalah dan juga orang-orang yang ada di sekitanya.
• Dapatkah ledakan pemunahan (extinction burst) ditolerir?
Setiap penggunaan prosedur pemunahan, pasti akan diikuti oleh ledakan pemunahan (extinction burst), di mana perilaku akan meningkat baik dilihat dari frekuensi, durasi, dan intensitas atau bahkan munculnya perilaku-perilaku baru. Sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur pemunahan, kita perlu mengantisipasi ledakan esktingsi (extinction burst), apakah agen-agen perubahan bisa mentolerir setiap ledakan esktingsi (extinction burst) ataukan tidak.
• Dapatkah melakukan pemeliharaan secara konsisten?
Pemunahan bisa dilaksanakan dengan benar, reinforcer tidak boleh mengikuti perilaku bermasalah. Artinya, orang-orang yang termasuk dalam proses treatment, harus konsisten dalam mengurangi konsikuen yang menguatkan perilaku bermasalah setiap kali perilaku bermasalah itu muncul. Jika perilaku bermasalah tersebut kadang-kadang tetap mendapatkan reinforcement, maka prosedur pemunahan bisa gagal. Kekurangan konsistensi dari agen-agen perubahan dalam mengurangi reinforcement, adalah alasan yang paling umum mengapa pemunahan bisa gagal.
MEMPERHATIKAN JADWAL PEMBERIAN REINFORCEMENT SEBELUM PERLAKUAN PEMUNAHAN
Jadwal pemberian reinforcement pada perilaku bermasalah sebelum perlakuan pemunahan akan memberikan pengaruh pada pengurangan perilaku selama proses pemunahan berjalan. Ketika perilaku bermasalah diberi reinforcement pada jadwal yang berkelanjutan, kemungkinan proses pemunahan bisa berjalan dengan cepat. Ketika perilaku bermasalah sebentar-sebentar diperkuat dengan pemberian reinforcement, maka perilaku bermasalah tersebut akan berkurang secara berangsur-angsur selama proses pemunahan.
Hasil studi oleh Kazdin and Polster (1973) menunjukkan bahwa ketika perilaku bermasalah sebentar-sebentar diperkuat dengan reinforcement, kemungkinan akan berguna untuk mengimplementasikan reinforcement dengan jadwal yang berkelanjutan untuk waktu yang singkat, hanya sebentar sebelum proses pemunahan dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa penting untuk dengan sengaja memberikan reinforcement pada perilaku setiap kali perilaku bermasalah itu terjadi untuk waktu yang singkat sebelum mengurangi reinforcer dalam prosedur pemunahan. Pengaruh dari hal ini terhadap proses pemunahan adalah akan mempercepat proses pemunahan itu sendiri.
MEMBERIKAN REINFORCEMENT UNTUK PERILAKU ALTERNATIF
Prosedur pemunahan seharusnya digunakan bersamaan dengan prosedur reinforcement. Prosedur pemunahan digunakan untuk mengurangi frekuensi perilaku bermasalah dan prosedur reinforcement digunakan untuk meningkatkan perilaku alternatif yang menggantikan perilaku bermasalah.
Tujuan utama dan fokus dari modifikasi perilaku adalah untuk mengembangkan perilaku yang diinginkan yang bisa berfungsi dalam kehidupan manusia dan meningkatkan kehidupan yang bersangkutan sehingga menjadi lebih berarti lagi. Sehingga penting untuk menggunakan prosedur pemunahan atau prosedur yang lainnya untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan yang bisa merusak kehidupan seseorang, namun pada akhirnya fokus dari kesemuanya adalah untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan.
MENUNJUKKAN GENERALISASI DAN PEMELIHARAAN
Setelah dapat mengidentifikasi dan mengurangi reinforcer yang menguatkan perilaku bermasalah, serta telah melaksanakan prosedur reinforcement untuk meningkatkan perilaku alternatif yang diinginkan, yang seharusnya dilakukan adalah menunjukkan generalisasi dan pemeliharaan dari perubahan perilaku.
Generalisasi dari perubahan perilaku setelah penggunaan prosedur pemunahan berarti bahwa perilaku bermasalah dapat berhenti (dan perilaku alternatif bisa muncul) dalam semua keadaan. Pemeliharaan menggambarkan bahwa perubahan perilaku ini akan berlangsung sepanjang waktu. Untuk menunjukkan generalisasi dan pemeliharaan tentu saja proses pemunahan harus dijalankan secara kontinyu dan konsisten oleh semua agen perubahan dan harus dilaksanakan dalam setiap keadaan.

RINGKASAN
1. Pemunahan adalah sebuah prosedur dimana reinforcer yang menguatkan perilaku bermasalah dihilangkan untuk mengurangi perilaku. Untuk menggunakan prosedur pemunahan yang harus dilakukan pertama kali adalah melakukan assessmen fungsional untuk mengidentifikasi konsikuen yang menguatkan perilaku bermasalah tersebut.
2. Lima pertanyaan yang perlu diperhatikan dalam prosedur pemunahan adalah :
• Apakah reinforcer sudah diidentifikasi?
• Dapatkah reinforcer dikurangi?
• Apakah pemunahan aman untuk digunakan?
• Dapatkah ledakan pemunahan (extinction burst) ditolerir?
• Dapatkah melakukan pemeliharaan secara konsisten?
3. Jadwal pemberian reinforcement untuk perilaku yang bermasalah sebelum proses pemunahan harus diperhatikan, karena proses pemunahan akan berjalan dengan lebih cepat jika perilaku diberikan reinforcement dalam jadwal yang berkelanjutan, dibandingkan dengan perilaku sebentar-sebentar diberikan reinforcement menjelang perlakuan pemunahan
4. Ketika menggunakan prosedur pemunahan, yang perlu diperhatikan lagi adalah memberikan reinforcement untuk perilaku alternatif. Jika perilaku alternatif terjadi menggantikan perilaku bermasalah, maka perilaku bermasalah itu juga akan berkurang sedikit demi sedikit sehingga ada kemungkinan besar untuk tidak terjadi lagi di kemudian hari.
5. Perlu menunjukkan generalisasi dan pemeliharaan untuk perubahan perilaku menggunakan prosedur pemunahan. Untuk menunjukkan generalisasi, maka pemunahan harus diimplementasikan secara konsisten oleh semua agen perubahan. Pada akhirnya, perilaku alternatif harus diberi reinforcement untuk menggantikan perilaku bermasalah ketika proses pemunahan berlangsung.

(Naning's file 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar