Sabtu, 18 Juni 2011

KONSELING ADLERIAN

Dasar teori :  psikologi individual
Karakter dasar :
• antideterministik/soft deterministic
• berorientasi sosial
• kebebasan (freedom).
• kesadaran
Sebab populer di sekolah:
• lebih peduli penanganan orang normal
• konsep, prosedur & tekniknya mudah diikuti
• banyak mendemonstrasikan konseling di sekolah

Pandangan tentang manusia (human nature)
1. Manusia adalah makhluk sosial (social being)
• manusia berkembang dalam hub. dengan orang lain,
• memiliki rasa atau minat sosial (social interest),
• tingkah laku didorong oleh kekuatan-kekuatan sosial.
2. Manusia bersifat subyektif (fenomenological view)
• Tingkah laku difahami berdasar internalitas individu.
• Dunia subyektif individu dsb. Schema of Apperception
(opini individu thd dirinya dan dunianya)
3. Perilaku bertujuan (teleological view)
mns. dipengaruhi harapannya di masa depan dp penglm masa lalu
Sifat tujuan:
• mungkin tidak disadari, khayal/fiksi
• sulit direalisasikan
Jenis tujuan:
• jangka pendek  mudah diamati
• jangka panjang  sulit diamati: privasi individu,
terbentuk pd masa balita.
4. Manusia itu utuh atau dalam kesatuan (unity of behavior)
Untuk simpulkan perilaku tampak perlu perhitungkan
• suasana psikis yang menyertainya
• situasi, konteks, di mana peristiwa itu terjadi
Human being as a totally, utuh, holistik.
5. Manusia itu unik &mempunyai gaya hidup yang beda
 aspek gaya hidup (life-style)
• kemampuan intelektual,
• keterampilan sosial,
• gerakan fisik,
• bakat artistik,
• kepemimpinan, dsb.
 terbentuk dalam usia lima tahun pertama, dari penglm. interaksi dengan orang lain (significant others)
(yg penting bukan peristiwanya ttp. persepsi anak thd.nya)
6. Manusia memiliki inferioritas dasar (inferiority complex)
 bermula dari organ inferiority.
• bayi lahir dlm keadaan lemah, bergantung orang lain,
• kanak-kanak merasa tdk mampu/kalah kuat dg orang dewasa

timbul rasa rendah diri (inferior)
Perasaan inferior bukan negatif, normal dan universal,
sbg pendorong perilaku: membuat kompensasi-kompensasi atasnya.
7. Manusia mengejar superioritas dan kesempurnaan
• Sebagai kompensasi dari rasa inferior
• bukan untuk menjadi "yang pertama" atau mendominasi orang lain
• sbg usaha mencapai kesempurnaan, meningkatkan potensi semaksimal mungkin.

8. Manusia mempunyai creative power (creative self)
mengakui usia lima tahun pertama penting
tingkah laku terbentuk dari hereditas dan lingkungan.
Namun
apa yang dibawa sejak lahir tidaklah terlalu penting,
yang penting adalah memanfaatkan potensi bawaannya.
• manusia bukan penerima pasif stimulus lingkg.
• punya creative power, tidak sekedar reaktif ttp proaktif.
• punya kekuatan mencipta pribadinya, arsitek atas dirinya.
Creative power bertanggung jawab thd. tujuan hidup ssorg, menentukan cara mencapai tujuan, dan menyumbang pengembangan social interest. Ia juga mempengaruhi persepsi, memori, imajinasi, fantasi, dan mimpi.
9. Manusia dipengaruhi urutan kelahiran (birth order)
• Urutan kelahiran memungkinkan berkembangnya TL trt. yang berpengaruh thd gaya hidup dan hub dg orang lain.
• Perlu pula diperhitungkan konstelasi anak dalam keluarga.

Karakteristik Dasar Konseling Adlerian
• disebut konseling teleoanalitik,
Lebih cocok untuk kelompok, sbg agen pembentuk nilai (value-forming agent), & saling belajar berperilaku sosial
Secara individual dapat dilaksanakan dengan menciptakan situasi sosial yang dapat dialami dan dihayati klien
• lebih condong pada proses pendidikan daripada pengubahan struktur kepribadian --- proses resosialisasi dan reedukasi, bantu ssorg atasi kegagalan hidup, bukan metode klinik untuk obati/sembuhkan orang sakit psikis
• lebih banyak menangani persoalan keluarga dan anak-anak
• diterapkan pada latar pendidikan dan keluarga
• sebagai alat bagi reorientasi sosial individu
• membantu inidividu ttg cara belajar bekerja sama dengan masyarakat shg tumbuh rasa diterima dan bermakna
• berpusat pada pengajian tingkah laku di sini dan saat ini
• counselor-centered, konselor aktif mengarahkan klien memahami tujuan tindakannya
• diorientasikan pada tindakan (action-oriented).


PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU MENYIMPANG
 individu malasuai sbg karikatur pribadi sehat dan normal.
Orang mengembangkan tingkah laku malasuai karena dua hal:
• memiliki rasa inferioritas yang besar
• menggunakan respon kompensatoris yang tidak tepat
Karakteristik yang umum.
• Individu neurotik cenderung rigid (kaku) dalam berfikir,
• melihat hidup secara dikotomis, hitam--putih
• mempunyai rasa takut yang berlebihan,
• terombang-ambing,
• lebih bergantung daripada bebas atau independen.
(tampak dalam berbagai varian karena ada "aktivitas kreatif")
Tipe penyimpangan individu:
• respon yang agresif;
• tingkah laku mengambil jarak atau menarik diri.
Sebab-sebab timbulnya
• berasal dari sifat-sifat dasar individu,
• bersumber dari situasi kehidupan yang diperolehnya.

a. Organic inferiority
 Menunjuk pada anak yang lahir dengan memiliki kekurangan atau cacat fisik ataupun mental. Terbawa sejak lahir atau juga berkembang ketika bergaul dengan dunianya. Ia memberikan peluang lebih besar bagi terbentuknya tingkah laku malasuai.
 Cacat mental, lebih sulit daripada sebab cacat fisik.
bukan cacatnya yang penting, tetapi persepsi anak terhadapnya

b. Pemanjaan dan penolakan
• Pada anak lemah fisik, mendapat perlakuan yang berlebihan dari orang tua lebih memperkuat persepsi negatif anak terhadap kelemahannya.
• Perlakuan mengabaikan dapat menyebabkan anak cemas, merasa tersisih, tidak diakui dan terbuang.
Pemanjaan
• menghambat kemandirian dan self-control anak,
• menjadikan anak bersifat egosentris,
• timbulkan rasa superioritas dg mengambil (hak) orang lain.
Pengabaian/penolakan
• menyebabkan anak tidak mendapat pengarahan,
• berbuat atas dasar trial and error,
• bila berhasil tidak ada rasa terakui (tdk dpt reinforcement).

Akibat lebih jauh dari pola asuh yang salah
• makin meningkatkan rasa inferior
• mendorong upaya pemerolehan superioritas yang berlebihan dan tidak tepat,
• mengembangkan tujuan fiktif yang terlalu tinggi,
• memiliki minat sosial yang rendah,
• tujuan bagi pemuasan kebutuhan pribadinya tidak perhatikan kepentingan bersama,
• tingkat aktivitasnya menjadi rendah,
• kurang aktif mencapai tujuan kerjasama secara sosial.


PRIBADI SEHAT

a. sikap pribadi,
• mempunyai penilaian positif thd diri & orang lain (lingk),
• jauh dari rasa menyalahkan diri (self-defeating),
• memiliki kepuasan pribadi,
• merasa diterima oleh masyarakatnya,
• dapat menerima kekurangan diri secara wajar,
• tidak mempunyai rasa inferioritas yang berlebihan,
• memiliki pola pikir yang fleksibel, tidak kaku,
• sadar thd perbuatannya dan dilakukan dg tanggung jawab,
• punya kemandirian & kendali diri (self-control) memadai,
• tidak bersifat egosentris dalam memenuhi kebutuhannya.
b. tujuan hidup,
• dapat menetapkan tujuan relatif realistik,
• tidak ambisius untuk capai kesempurnaan dlm segala hal
• tidak kembangkan tujuan fiktif terlalu tinggi.
c. aktivitas hidupnya
• mempunyai minat sosial tinggi,
• aktivitas kerjasamanya memadai,
• kejar superioritas dg tetap perhatikan kepentg orang lain,
• tidak mengisolasikan diri dari masyarakatnya,
• tidak kembangkan kompensasi berlebihan


KONDISI-KONDISI PENGUBAHAN
Tujuan Konseling
 perlu kejelasan tujuan,
 tujuan itu ditetapkan oleh konselor.
 ada kesinkronan antara konselor dan klien,
Tujuan utama konseling sejalan dengan tahapannya:
a. Bina hub. klien-konselor, yang dihiasi sikap empati,
b. Bantu klien fahami keyakinan, perasaan, motif, dan tujuan
c. Kembangkan wawasan pemahaman (insight) ttg gaya hidup, dan sadarkan mereka atas tujuan dan TL mengalahkan diri sendiri (self-defeating behaviors).
d. Bantu pertimbangkan alternatif berubah dan buat komitmen thd program berorientasi tindakan (action-oriented program).
Perilaku Klien (yang diharapkan)
a. Sadari perilakunya perlu pengubahan dan ia tidak dapat mewujudkannya sendirian.
b. Sepakat kerjasama dg konselor dlm pecahkan kesulitan & terima rencana perbaikan (treatment).
c. Sedia untuk ambil inisiatif bagi seleseksi isi diskusi konseling.
d. Bertangung jawab atas TL di dlm & di luar sesi konseling.
e. Percayai konselor, merasa aman , bebas, suka dan tidak khawatir bahwa konselor akan mendominasinya.
g. Sadari bahwa dia tak akan sukses bila menutup dan sembunyikan diri.
h. Ambil konseptualisasi konselor mengenai tingkah laku --- representasi yang benar thd peristiwa akan mengoreksi persepsi dan berfikirnya dan jadi dasar kesuksesan konseling


Perilaku Konselor
 pengetahuan
• faham pandangan ttg manusia menurut Adler, jg proses dan tipe pkbg perilaku manusia berikut faktor pembentuknya.
• fahami prinsip-prinsip kerja prof
• ketahui kekuatan dan kelemahan setiap teknik pengubahan bagi klien yang tipikal.
• fahami jati dirinya
• relatif unggul dalam pengetahuan dan pengalaman

 sifat-sifat pribadinya
• kesungguhan atau ketulusan,
• berempati,
• penuh perhatian,
• sabar, toleran dalam hadapi permusuhan atau penolakan,
• berikan penghargaan positif terhadap klien.
• Cermat, hati-hati dalam ekspresikan ide
• miliki minat sosial yang tinggi,
• sediakan diri sbg model bagi kliennya.

 keterampilan
• ketrp. observasi dan penelitian psikologis
• teknik dorong untuk perbaikan, koreksi sistem nilai yang klien inginkan sesuai fungsi sosialnya.
• bekerjasama (kolaborasi) dengan fihak lain yang terkait, seperti guru, kepala sekolah, dan orang tua, dll.






MEKANISME PENGUBAHAN

Tahap-Tahap Konseling (lebih tekankan pemerolehan kema-juan indvd dp disiplin proses k’ing)
.
1. Bangun dan Pelihara Hubungan konseling
• bangun sikap saling percaya dan hargai klien--konselor,
• tulus (sincerity) dalam membantu kliennya,
• pusat perhatian pd sejahtera klien dlm konteks masy. sehat
• bersikap lugas, jauh dari sikap pura-pura.
• toleran thd respon negatif klien, & segera menetralisir
• atmosfir hub permisif & hangat, sbg miniatur interaksi sosial yang baik
• sepakat tujuan konseling -- sebagai metode kontrak
• sampaikan harapan akan hasil, komunikasikan feeling ia dpt tertolong, dan ia dpt belajar membantu dirinya
• k’or yakin thd. keefektifan konseling, tunjukkan optimisme

2. Penelitian Psikologis (psychological investigation)
 analisis psikodinamika yg operasi dlm dr indvd=diagnosis.
Kgt. Konselor:
• meneliti, menganalisa, dg identifikasi peristiwa khusus
• menghubung-hubungkannya,
• membuat hipotesis atas konflik yang dialami klien.
Tujuan utama, yaitu:
• eksplorasi dasar pemikiran, premis, sistem kepercayaan dr tujuan ssorg via tampilan gaya hidupnya,
• fahami dinamika yg dukung konflik ssorg (lacak faktor yang pengaruhi)
• temukan dasar tindakan treatment

Prosedur khusus untuk himpun informasi
• Prakonseling: cari riwayat indvd via klien, klg, guru, orla.
• Selama konseling: lacak lebih lanjut pengalaman diri klien.
Teknik teknik
• wawancara yang bisa mengungkap interaksi sosial klien.
• pengamatan individu dalam suasana sosial yang lebih luas.
bidang-bidang yang digali
• konds subyektif indvd: keluhan, perasaan, cara pandang
• sifat objektif situasi klien: fungsi indvd dlm lingk sos (sek, teman sby, interaksi dlm klg; situasi kerja, keterlibatan dg org di luar lingk kerja dan lingk klg).
• simpulan sementara sebab-sebab yang dasari keluhan klien.
• gaya hidup dikaitkan dg konstelasi klg & kesadaran ingatan awal yang refleksikan skema hidupnya (scheme for living).

sangkut:
• Ingatan/ rekoleksi masa kanak-kanak.
• Gangguan-gangguan pada masa kanak-kanak,
• Kondisi khdp yg tdk untungkan: masa lampau, sekarang;
• Posisi anak dalam urutan kelahirannya.
• Isi mimpi baik siang maupun malam.
• Semua gerakan/perilaku klien yg dpt diamati k’or selama proses dan pascakonseling.
Proses
• teliti mslh disini dan kini: analisis dlm persptf tujuan tindk
• buat dugaan & cari alasan di balik tindk klien  cara k’or tanya pd dr, "Apa tujuan dia berTL seperti ini? apa yg ia ingin capai? Itu tampak dlm kata-kata, misalnya: "Saya tak tahu mgp saya berbuat dmkn, tdk spt biasanya."

3. Penumbuhan wawasan (insight)
penyadaran atau penghantaran ke tujuan.
• Indvd didorong fahami mgp dia berperilaku ini dan itu,
• apa yang jadi penyebabnya.
• lebih diarahkan pd perbuatannya dp perasaannya.
• Jika klien ungkapan perasaan, maka pemahm diarahkan pd apa tujuan perasaan itu, bukan pd diskripsi atau refleksi
Indvd gunakan perasaan cemas atau depresi hanya utk dukung logika pribadinya. Contoh:
• "Saya tak berdaya"
• "Saya sudah putus asa"
• "Kehidupan ini sungguh tidak adil" dll

fahami dr segi apa yg jadi tujuan perasaan itu.
Tujuan perilaku salah
• menarik perhatian,
• penghindaran
• kekuasaan
• balas dendam
catatan:
• Insight bukan prasyarat bg perubahan, hanya sbg kekuatan tambahan yg bantu individu ke perubahan.
• Pekalah thd insight yg hanya pd aras intelektual; biasa jadi pertahanan diri, seperti: "Ya, tetapi..." atau "Saya tahu bahwa saya harus menghentikan hal itu, namun ..." dsb.
Capaian klien
• faham thd kesalahan-kesalahan dasar yang dibuat,
• faham peranan macam apa yg dukung masalah mereka, dan bgmn mrk terjerat pd kesulitan.
• dapat memikirkan bgmn perbarui situasi hidup mereka.
Reorientasi (Reorientation or reeducation)
Sbg tahap action-oriented: wujudkan insight ke tindakan
Tujuan
• agar klien kembangkan TL yg konstruktif & efektif
• bantu klien lihat pilihan baru yg lebih fungsional: pilihan sikap, keyakinan, tujuan dan perilakunya
.
Proses & peran konselor
• K’or tantang dan dorong klien hentikan dasar pikiran (premis) yang salah
• K’or bantu klien tangani rasa rendah dirinya dan dorong tunjukkan Self-respect-nya.
• klien mulai alami (ambil penglm) atas kekuatannya (inner resources) utk pilih dan arahkan kehidupannya.
• K’or berikan timbangan bahwa klien dapat putuskan utk buang atau pertahankan premisnya
• memulai reorientasi tingkah laku.
• K’or ajarkan konsekuensi TL dan tujuan baru
 cara lihat klien telah terorientasikan atau tdk: dg lihat atau bertanya ttg rekoleksi awalnya, berubah atau tidak
Pengalaman klien
• buat putusan dan ubah tujuan-tujuannya,
• tetapkan komitmen utk berubah,
• bina khdp yang lebih sehat: kembangkan interes sosial dan aktvt kerjasama, tdk biarkan pikiran salah kuasai dirinya.





Teknik-teknik Khusus
• Contract, membuat janji perilaku
• Instalation of hope, memberikan harapan akan peluang keberhasilan
• Observation, mengamati perilaku verbal dan nonverbal
• Paraphrasing, mensistematikkan dan menunjukkan inti situasi/data
• Asking or open-ended-question, mengajukan pertanyaan untuk cerita lebih lanjut dan lebih dalam
• Integration, mengaitkan satu keterangan dengan yang lain dalam satu kesatuan kerangka pengertian
• Summarization, membuat rangkuman
• Confrontation, mempertentangkan fenomena yang bertolak belakang
• Encoragement, mendorong berbicara dan berbuat
• Interpretation, memberikan makna tujuan perbuatan
• Supporting, memberikan dukungan atas pemahaman dan pilihan perilaku yang positif
• Reinforcment, mengganjar pemahaman dan perbuatan yang dikehendaki
• Silent, diam memberikan kesempatan merenung
• Information, pemberian penjelasan yang diperlukan
• Advise, memberikan saran-saran kebaikan
• Mirror technique, memberikan balikan mengenai kondisi perasaan konseli
• The law of natural consequences, mengajarkan tentang konsekuensi alamiah dari satu perbuatan
• Modeling and imitation, pemberian contoh
• Disarming, memperdayakan terhadap keyakinan yang salah
• Commitment, membangun motivasi dan keterikatan untuk melaksanakan rencana tindakan

(disajikan dalam perkuliahan konseling individual)
taken from,,,
Drs. Lutfi Fauzan, M. Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar